Rabu, 03 Oktober 2018

H-1 to D-Day


Orek-Orek 1
H-1 to D-Day
TL
19 Juni 2018

     Menjelang dua hari menuju penggenapan usianya yang ke-21, nampaknya ada sesuatu yang beda dari biasanya. Ya, ia tak pernah sekalipun merayakan hari berkurangnya usia selama sudah hampir dua puluh satu tahun menghirup udara di belahan bumi ini. Yups, that’s like an unusual activity, banyak sekali saudara, kerabat, dan tetangga-tetangganya yang menyibukkan diri di rumah kecil itu. Bau asap dari pawon yang sudah bertahun-tahun ibunya gunakan untuk mengenyangkan perut suami dan anak-anaknya itupun berbau beda dari biasanya. Bau khas ikan asin, tempe tahu goreng yang ga pernah absent seharipun, serta bau khas masakan oseng-oseng dan sayur lethok tahu tempe bosok yang biasanya aromanya paling menusuk di hidung siapa saja yang melintas, tak tercium sedikitpun.
            Hmm... lantas bau apa yang tertangkap di hidung-hidung manusia itu?  Yakni bau ragi yang dioleskan pada beras ketan yang sudah dinanak, bau khas gula jawa yang dicampuradukkan dengan beras ketan, bau khas santan yang dituangkan ke dalam adonan, bau khas cabai merah yang diuleg di cobek. Sudah seperti orang hajatan saja. Uwooo... nampaknya rumah kecil itu memang mau mengadakan sebuah hajatan. Hajatan merayakan umur anak sulungnya yang ke dua puluh satu kah? Atau hajatan merayakan kelulusan Sekolah Dasar anak bungsunyakah? Bukan juga. Lantas hajatan untuk siapa dan dalam rangka apa? Jangan-jangan hajatan dalam rangka perayaan penurunan berat badan anak sulungnya. Ah tak juga. Lantas? Hem.. Jadi, hajatan sederhana yang akan digelar dalam rumah kecil itu dalam rangka tasyakuran anak sulungnya yang sebentar lagi akan diambil orang. Hah? Diambil orang kok malah hajatan dan bersyukur? Ya lah, kan diambil dalam rangka menyempurnakan separuh agamanya. E cieee :-p
            Itulah kenapa setiap manusia yang terlahir di dunia ini secara nalurinya pasti akan disebut-sebut sebagai makhluk sosial atau kalau bahasa gaulnya orang sering menyebutnya zoon politicon. All right, let’s we next to the point. Pastilah, dalam penyelenggaran hajatan yang sekalipun itu sangat tidak memper kalau orang Jawa bilang, sekalipun itu sangat sederhana, kita gabakalan bisa buat ngurusin semuanya. Sanak saudara dan teman-teman gendheng sekalipun akan sangat kita butuhkan uluran tangannya. Likes the people in the picture bellow! Pakdhe, budhe, mbah, mbakyu, pak lik, dan kakung tercintahnya turut terjun lapangan pula buat rajang-rajang jamur. Teman-teman dan adik-adik tingkat yang ahli ronda malam ini pulalah yang turut membantu tanpa dapet upah apa-apa :-D. Mereka turut melancarkan ngudhak puding di pawon, bikin souvenir ala-ala, bikinin photobooth yang kece abis. Serta tak luput dari doa yang tulus dari teman-teman dan mbak-mbak yang LUAR BIASA. :-)

Semoga senantiasa Allah mudahkan urusan saudara-saudara dan teman-teman sekalian :-*









Tidak ada komentar:

Posting Komentar